Kemaren, di gereja, kita dapet kunjungan dari team Pro-Life Indonesia (Penentang Aborsi). Pemateri menerangkan selama sekitar 2 jam lengkap dengan LCD dan film tentang kegilaan Aborsi. Agak ngeri memang apalagi melihat apa yang dilakukan para dokter aborsi setelah operasi. Mereka menjual mayat bayi dengan menyeludupkan keluar negeri, dijual, dan dijadikan makanan, kosmetik, dan makanan kebugaran.
--
Im. 20:2 "Engkau harus berkata kepada orang Israel: Setiap orang, baik dari antara orang Israel maupun dari antara orang asing yang tinggal di tengah-tengah orang Israel, yang menyerahkan seorang dari anak-anaknya kepada Molokh, pastilah ia dihukum mati, yakni rakyat negeri harus melontari dia dengan batu.
Im. 20:3 Aku sendiri akan menentang orang itu dan akan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya, karena ia menyerahkan seorang dari anak-anaknya kepada Molokh, dengan maksud menajiskan tempat kudus-Ku dan melanggar kekudusan nama-Ku yang kudus.
Im. 20:4 Tetapi jikalau rakyat negeri menutup mata terhadap orang itu, ketika ia menyerahkan seorang dari anak-anaknya kepada Molokh, dan tidak menghukum dia mati,
Im. 20:5 maka Aku sendiri akan menentang orang itu serta kaumnya dan akan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya dan semua orang yang turut berzinah mengikuti dia, yakni berzinah dengan menyembah Molokh.
-
Praktek aborsi bisa digolongkan sebagai peyembahan dewa Molokh dalam kultur modern, dimana orang tua membunuh anak-anak mereka sendiri. Menurut pembicara tersebut, membiarkan aborsi di Indonesia sama saja dengan membiarkan bangsa kita kena kutuk, karena pelaku aborsi dibenci Tuhan.
-
Tapi gue teringat sama apa yang gue pernah baca di buku Philip Yancey "What's So Amazing about Grace" dimana dia mempertanyakan mengapa kaum kristen injili dimata dunia lebih dikenal debagai kaum moralis dibanding sebagai pemberi kasih. Gerekan pro-life berasal dari Amrik sebagai kontras gerakan pro-choice yang mendukung aborsi.
-
Tidak ada yang salah dengan menentang aborsi karena itu mamang dosa. Tapi apakah kita harus memperjuangan pelarangan aborsi lewat jalur pemerintahan? Pro-life Indonesia kemaren juga membagikan surat peryataan untuk diisi mengani petisi perubahaan UU kesehatan di DPR kita.
-
Tetapi apakah itu cara Tuhan?? Dengan membuat UU anti aborsi, tidaklah berarti menghentikan aborsi di negeri ini. Hal itu tetap akan ada, malah sembunyi-sembunyi. Yang dibutuhkan bangsa ini adalah kebangunan rohani, dimana terjadi perubahan di setiap hati. Hanya hati-hati yang dirubah Tuhan yang bisa menghentikan prilaku aborsi di Indonesia.
-
Seperti diceritakan Yancey, seorang hamba Tuhan terkenal mengatakan "di zaman sekarang ini, satu-satunya cara mendapatkan kebangunan rohani adalah melalui reformasi legislatif"....Apakah dia tidak terbalik?
-
Pro-Choice lahir di US akibat mereka merasa terancam akan adanya gerakan Pro-life. Setelah Pro-Life diidentikan dengan gereja kristen injili, semakin mereka sentimen terhadap gereja.
-
Orang-orang yang tergabung dalam Pro-choice tidak akan pernah berubah. Satu-satunya yang bisa membuat mereka berubah adalah jamahan Tuhan. Dan mereka tidak akan mendapat jamahan Tuhan dari gereja, karena menurut mereka gereja membenci mereka.
-
Seperti ucapan seorang pelacur yang bukan hanya melacurkan dirinya, tapi anaknya juga yang berusia 2 tahun, yang dikutip dalam buku Yancey, berkata: "Gereja? Buat apa saya kesana? Saya sudah demikian membenci hidup saya.. mereka hanya akan membuat saya merasa lebih buruk".
-
Adakah kasih kita bagi para pendosa itu?
Comments
Post a Comment