Sweet Love VS Sweat Love

Gue sebenarnya lagi memilah antara 2 konsep cinta..

1. Cinta Naif (sweet love) ini adalah cinta level kepolosan dimana perasaan memegang peranan penting. Ini adalah cinta dalam keindahan jatuh cinta. Ini adalah cinta asmara. When dreams come true, you get what you want, and you love it a lot. This is sweet love. Masalahnya gak ada perasaan yang stay forever. Gak ada feeling yang last forever. Singkatnya, ini adalah "Love-in order to-get"
2. Cinta Dewasa (sweat love) ini adalah cinta dalam artian pengorbanan. Cinta dalam artian menjadi dewasa dan bertanggung jawab. Cinta dalam artian berusaha memberi tanpa menuntut banyak balasan. Cinta yang hadir karena keharusan yang timbul karena kebiasaan. Cinta ini punya sedikit bumbu perasaan, tapi tetap kuat ketika perasaan itu pergi meninggalkannya. Ini adalah cinta dalam level everydayness of life, boring, dan tiresome. This is sweat love. Singkatnya, ini adalah "Love-in order to-Give".

Kedua jenis cinta itu tidak salah. Kadang kala sweet love bisa menjadi sweat love, namun kadangpula tidak. kadangkala sweat love juga bisa rapuh dan keropos, dan pada saat-saat seperti ini dibutuhkan revival dari sweet love itu lagi. Keduanya sama-sama dibutuhkan dalam hidup kita. Masa berpacaran, honey moon, dan second honey moon butuh sweet love. Tapi hal-hal keras kayak marriage, raising kids, parenting, butuh punya sweat love. Sweet love ada karena faktor hormon kita, sweat love datang karena tuntutan. Sweet love is just like sweeties. Semua orang mau merasakannya. Sampe ketika dikonsumsi terlalu banyak bisa menyebabkan cavities (gigi berlubang). Dan ketika itu sakit, dibutuhkan sweat love untuk menyembuhkannya. So, kata kuncinya 'proses kehidupan'. Makanya gue menolak konsep cinta, pacaran, dan seks yang umum di culture kita. Somehow, sweet love benar2 membunuh mereka yang masih naif akan realita kehidupan. Mereka yang masih buoyed by the idealism of fairy tales. Anybody else get this view?