Overcoming Our F.E.A.R!



Interest gue di tahun 2007 ini ialah belajar psikologi. Akhirnya gue menemukan beberapa discovery tentang diri gue yang gue gak pernah tahu sebelumnya. Gue jadi tahu penyebab kenapa gue memilih pilihan-pilihan gue di masa lalu. Satu hal yang gue mao perangi habis-habisan ialah masalah ketakutan, karena ketakutan datang dalam hidup kita sebagai belenggu yang menyebabkan kita tidak bisa bebas seutuhnya menjadi manusia yang kita mau.

Banyak orang hidup dalam denial. Mereka menyangkal mereka punya masalah psikologis padahal keyakinan mereka tidak bermasalah seringkali pertanda kuat mereka sedang memiliki masalah psikologis serius. Mungkin pertanyaan dasarnya ialah, "Apakah elo puas dengan diri elo sendiri?" dan jawaban jujur anda terhadap pertanyaan itu akan menjelaskan apa saja ketakutan yang selama ini mengekang hidup anda.

Mungkin lucu kedengarannya, tapi gue telah mengidentifikasi ketakutan dasar dalam hidup gue. Gue takut untuk sukses dan takut untuk gagal. Mungkin lucu karena bagaimana mungkin gue bisa takut sukses dan gagal sekaligus. Tapi itu ternyata kenyataan yang selama ini ada dalam hidup gue. Bokap gue dulunya orang yang sangat sukses secara materi (i still can tell how rich he was) namun akhirnya dia mengalami kegagalan yang membuat dia terpuruk dan akhirnya sakit jiwa dan membuat banyak kesengsaraan di hidup gue dan anggota keluarga lain. gara-gara ini, gue gak pernah bermimpi gue jadi kaya raya. Gue berusaha merasa cukup dalam segala sesuatu, karena gue takut apa yang akan terjadi kalau gue punya banyak uang. Gue takut kalo gue berhasil dan sewaktu-waktu gue gagal dan akhirnya end up the same with my father. Bertahun-tahun awan gelap ini menyelimuti hidup gue. Sekarang gue sudah tidak mau lagi terhipnotis dengan ketakutan itu. Waktunya gue bebas.

Ada juga temen gue yang takut berkeluarga karena bokapnya meninggalkan dia dan ibunya ketika dia masih kanak-kanak. Dia juga takut end up the same seperti bokapnya. Makanya dia gak pernah berpikir untuk membina keluarga. Ada juga temen gue yang lain yang takut diperhatikan. Pengalaman buruk dia di masa lalu dimana dia kehilangan perhatian dari anggota keluarganya yang mengalami masalah menyebabkan dia takut jika diberi perhatian oleh orang lain, sewaktu-waktu perhatian itu akan surut dan tertgantikan oleh kebencian.

Ada juga kasus dimana anak-anak cewe yang mengalami pelecehan seksual di masa kecil, bertumbuh menjadi overweight karena dia menghindari mendapat perhatian dari kaum lelaki. Ada juga kasus dimana seseorang menjadi gay/lesbian karena gak pernah mendapat perhatian dari figur ayah/ibu. Ada juga orang yang takut akan keterbukaan karena trauma masa lalu dia karena dipermalukan di depan umum.

Gue sendiri belakangan sadar kalo gue punya ketakutan lain, yakni ketakutan untuk dicintai. Meskipun gue merasa diri gue sangat merindukan dapat cinta dan perhatian dari wanita, sesungguhnya justru itu adalah hal yang gue takutkan. Susah bagi gue untuk percaya kalo gue menarik bagi wanita, karena gue sendiri terprogram untuk berpikir kalo gue ini jelek dan tidak menarik.

Mungkin lucu, tapi kata psikolog ternama, justru kita merindukan pasangan yang memenuhi hal-hal yang kita benci, bukan yang kita sukai. Teori 'opposite attraction' ini mungkin ada benarnya. Karena natur kita sebagai manusia, kita lebih menyukai iblis yang kita kenal baik, dibanding malaikat yang kita gak kenal. Aneh memang, namun itu kenyataan. Gue sendiri lagi berjuang mengatasi hal ini. Itu sebabnya banyak cewek yang katanya pengen cowo yang begini n begono tapi malah akhirnya jatuh cinta kepada cowo yang gak mirip sama gambaran ideal dia. Banyak orang simply takut mencoba membuat terobosan dalam hidup mereka.

Ada kasus di TV dimana seorang wanita malah memilih pria dingin yang suka menyakiti wanita sebagai suaminya. Mengapa? karena dia takut pada keintiman. Dia lebih merasa nyaman dengan pria tersebut dibanding dengan pria yang ada di mimpi dia karena dia lebih mirip orangtuanya yang dingin dan menjaga jarak dengan dirinya. Justru bersama iblis yang ia tidak sukai malah membuat dia merasa nyaman karena telah mengenal dengan baik dibanding harus bertemu dengan malaikat pria impian dia.

Masih ada juga sisi di diri gue yang masih perlu gue explore lebih lanjut. Gue masih belom ngerti kenapa gue gampang terangsang dengan human touch. Gue sangat suka disentuh tapi pada saat yang sama gue menghindari disentuh dan menyentuh. Apa karena sesuatu hal di masa lalu gue yang menyebabkan gue sangat suka akan hal itu? entahlah, ini masih misteri bagi gue.

Gue juga belajar bahwa kita membenci orang-orang yang mirip dengan kita. Kalau kita pernah tanpa alasan tidak suka dengan seseorang (yang mungkin tidak kita kenal baik), ini berarti ada kemungkinan orang itu mirip sekali dengan kita. Mengapa kita membenci dia? sebenarnya bukan orang itu yang kita benci, tapi bagian diri kita yang kita benci yang kebetulan ada di orang itu. Sekarang gue mulai mengerti kenapa gue gak demen sama tipe orang tertentu.

FEAR sendiri adalah singkatan dari False Evidence Appearing Real. Ketakutan itu sendiri sebenernya cuma sebuah fatamorgana di dalam jiwa kita. Seumur hidup, kita akan selalu berurusan dengan hal ini. Gue bersyukur gue sudah mulai bisa mengenali ketakutan-ketakutan gue dan sebuah langkah bagus untuk mulai berubah.

Wanna join me?

Comments

Murni Rosa said…
Thank God, I'm not alone!

I thought I was the wierdest person makes people laugh on me. Ternyata?...

By the way, kita memang tetap butuh menyatakan "siapakah diri kita sebenarnya" pada diri sendiri.

Namun sejak mempercayaiNya, gue rasa apa yang kita hadapi adalah "problem"-Nya juga. Jadi, seaneh apapun gue, gue ngga gitu mentingin komentar orang kecuali kalau memang penting untuk introspeksi gue.

Yang penting, kita tetap perlu menggali kebaikan2 diri dan meminimalkan faktor2 buruk pada diri (kalau ngga bisa langsung dihilangkan semua), tapi bukan demi maunya orang-orang yang belum tentu impiannya kita.
felyina said…
Wa?
Ancilla said…
jed, setiap orang selalu punya masalahnya masing-masing, termasuk ketakutan dan kecemasan akan masa datang yang penuh ketidakpastian.

sebenarnya ketakutan dan kecemasan tidak melulu buruk. coba bayangkan kalau kita tidak takut luka, kita akan duduk diam di rumah saja dan jadilah yang namanya "aeroacrophobia", dan seterusnya.

setauku, kita justru bisa cepat dekat dengan orang-orang yang mirip dengan kita. memiliki hobi serupa atau pola pikir yang sejenis.

mungkin, kita membenci tipe-tipe tertentu yang mungkin mirip dengan diri kita, hanya jika kita membenci bagian diri kita yang mirip dengan orang tersebut. atau dengan kata lain, kita belom menerima diri.

penerimaan diri sebagaimana adanya, adalah hal yang sangat krusial...
pyuriko said…
Same with me... hikkkss.

Membunuh iblis dalam diri terlalu susah, lama kelamaan ia mencoba menguasai kita.

Hmm,... kini ku tahu, ketakutan apa yang melimpah diri ini.

Mau donk... join sama Jed ^_^
Murni Rosa said…
Hai!
Bagaimana kelanjutannya, Jed?

Blessed weekend, God bless you! ;-)
Ancilla said…
jed?
kemanakah dirimu?
yuhuuuuuuuuuuuuuuuu.....
felyina said…
Jed, kok lama nda apdet sih
aku mau ah join you...wakakkakak. aku juga mau tau kelemahanku dan kelebihanku supaya aku bisa lebih paham tentang diriku juga....:D