Kalo saya jadi Presiden Indo, saya akan:
1. Saya akan membuat mata uang baru di Indonesia. Bukan apa seh, cuma kayaknya Rupiah yang ada sekarang ini tampaknya sudah terlalu merosot nilainya. Bayangkan saja, ketika mata uang negara lain mengenal istilah sen, satuan uang terkecil di Indo sekarang malah Rp. 50,-. Merosotnya nilai Rupiah sedikit banyak berpengaruh pada kepercayaan diri dan keberanian keuangan bangsa Indonesia. Yang kita lihat dimana-mana sekarang ialah orang Indo cenderung boros (karena satuan uang yang besar itu tadi) dan cenderung tidak percaya akan perkembangan ekonomi di bangsa sendiri. Solusi paling baik sebenarnya dengan melakukan pemotongan mata uang, namun jika Rupiah di potong-potong, maka akan menimbulkan keadaan yang lumayan kacau di bangsa ini. Maka cara terbaik ialah menciptakan mata uang baru yang akan berangsurangsur dipakai sambil sedikit-sedikit menarik peredaran Rupiah di pasaran. Mirip dengan cara ketika Euro mulai dipakai di Eropa, di mana mata uang tradisional tetap berlaku, namun berangsur-berangsur ditinggalkan karena keunggulan mata uang Euro yang berlaku di seluruh Eropa.
2. Pemotongan nilai Rupiah sudah pernah dilakukan sebelumnya tahun 1965, berhubung laju inflasi yang tidak tertahankan. Namun pada waktu itu tetap menggunakan mata uang Rupiah.
3. Saya mengusulkan nama mata uang yang baru ialah ORI (dari Oeang Repoeblik Indonesia) sesuai dengan nama mata uang pertama yang digunakan di Indo sesudai merdeka sebelum diganti dengan Rupiah. Bukankah nama mata uang akan mencerminkan jati diri bangsanya? Seluruh daerah Commonwealth Inggris misalnya cenderung menggunakan nama Dollar dan Peso dipakai di Spanyol dan bekas jajahan Spanyol. Nama Rupiah masih berhubungan dengan Rupee di India, karena Indonesia secara ikatan sejarah selalu diasosiasikan dengan India, karena dulu nama kita ialah kepulauan India Timur milik Belanda. Atau bisa juga menggunakan istilah uang yang sudah populer di masyarakat, misalnya perak atau duit. Baca Link di sini tentang mengapa saya menganjurkan penggunaan nama ORI.
4. Mata uang baru ini akan bernilai Rp. 1000,- karena itu adalah pecahan uang kertas terkecil yang berlaku saat ini. Berarti 1 ORI akan bernilai 1000 Rupiah. Uang logam 100 Rupiah akan berubah jadi 10 Sen.
5. Tidak seperti Rupiah, ORI akan diusahakan untuk tidak sering-sering ganti kulit kayak Rupiah sekarang gara-gara Gubernur BI nya mao pamer tanda tangan sehingga selalu dibuat versi baru dari Rupiah, yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Cukup memperketat pengawasan dan pengamanan sehingga penggunaan uang palsu bisa diberantas. Gambar yang pakai akan diutamakan gambar objek-objek pariwisata di Indo agar turis yang menukarkan uangnya dengan ORI bisa tergiur untuk pergi dan melihat objek-objek wisata tersebut.
6. Ketika Rupiah sudah terserap sepenuhnya ke dalam ORI maka ORI bisa menggunakan sistem stabil dan tidak terlalu terpengaruh fluktuasi pasar. Hal ini untuk menghindari terjadi inflasi parah lagi di masa depan yang bisa membuat ekonomi tidak stabil dan morat-marit.
1. Saya akan membuat mata uang baru di Indonesia. Bukan apa seh, cuma kayaknya Rupiah yang ada sekarang ini tampaknya sudah terlalu merosot nilainya. Bayangkan saja, ketika mata uang negara lain mengenal istilah sen, satuan uang terkecil di Indo sekarang malah Rp. 50,-. Merosotnya nilai Rupiah sedikit banyak berpengaruh pada kepercayaan diri dan keberanian keuangan bangsa Indonesia. Yang kita lihat dimana-mana sekarang ialah orang Indo cenderung boros (karena satuan uang yang besar itu tadi) dan cenderung tidak percaya akan perkembangan ekonomi di bangsa sendiri. Solusi paling baik sebenarnya dengan melakukan pemotongan mata uang, namun jika Rupiah di potong-potong, maka akan menimbulkan keadaan yang lumayan kacau di bangsa ini. Maka cara terbaik ialah menciptakan mata uang baru yang akan berangsurangsur dipakai sambil sedikit-sedikit menarik peredaran Rupiah di pasaran. Mirip dengan cara ketika Euro mulai dipakai di Eropa, di mana mata uang tradisional tetap berlaku, namun berangsur-berangsur ditinggalkan karena keunggulan mata uang Euro yang berlaku di seluruh Eropa.
2. Pemotongan nilai Rupiah sudah pernah dilakukan sebelumnya tahun 1965, berhubung laju inflasi yang tidak tertahankan. Namun pada waktu itu tetap menggunakan mata uang Rupiah.
3. Saya mengusulkan nama mata uang yang baru ialah ORI (dari Oeang Repoeblik Indonesia) sesuai dengan nama mata uang pertama yang digunakan di Indo sesudai merdeka sebelum diganti dengan Rupiah. Bukankah nama mata uang akan mencerminkan jati diri bangsanya? Seluruh daerah Commonwealth Inggris misalnya cenderung menggunakan nama Dollar dan Peso dipakai di Spanyol dan bekas jajahan Spanyol. Nama Rupiah masih berhubungan dengan Rupee di India, karena Indonesia secara ikatan sejarah selalu diasosiasikan dengan India, karena dulu nama kita ialah kepulauan India Timur milik Belanda. Atau bisa juga menggunakan istilah uang yang sudah populer di masyarakat, misalnya perak atau duit. Baca Link di sini tentang mengapa saya menganjurkan penggunaan nama ORI.
4. Mata uang baru ini akan bernilai Rp. 1000,- karena itu adalah pecahan uang kertas terkecil yang berlaku saat ini. Berarti 1 ORI akan bernilai 1000 Rupiah. Uang logam 100 Rupiah akan berubah jadi 10 Sen.
5. Tidak seperti Rupiah, ORI akan diusahakan untuk tidak sering-sering ganti kulit kayak Rupiah sekarang gara-gara Gubernur BI nya mao pamer tanda tangan sehingga selalu dibuat versi baru dari Rupiah, yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Cukup memperketat pengawasan dan pengamanan sehingga penggunaan uang palsu bisa diberantas. Gambar yang pakai akan diutamakan gambar objek-objek pariwisata di Indo agar turis yang menukarkan uangnya dengan ORI bisa tergiur untuk pergi dan melihat objek-objek wisata tersebut.
6. Ketika Rupiah sudah terserap sepenuhnya ke dalam ORI maka ORI bisa menggunakan sistem stabil dan tidak terlalu terpengaruh fluktuasi pasar. Hal ini untuk menghindari terjadi inflasi parah lagi di masa depan yang bisa membuat ekonomi tidak stabil dan morat-marit.
Comments
Dengan sistem pendidikan yang lemah di bidang ekonomi, hal ini bakal berakhir di nilai yang merosot pula.
Yang perlu di+ adalah pemerintahannya dulu. Masih teringat jaman Bung Karno (memangnya aku dah lahir?) nilai Rupiah kuat! Bahkan US gentar terhadap Indonesia.
But now? *sigh*
Post a Comment