Mengapa Manipulator Berhasil Memanipulasi?

Apakah Anda merasa hidup anda tidak merdeka dan tidak bebas dari tekanan? Apakah Anda hidup dalam ketakutan atas apa yang orang lain akan perbuat terhadap Anda? Apakah Anda seringkali harus menyiksa diri dengan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan keinginan Anda? Jika iya maka mungkin saja Anda adalah orang yang masuk dalam jerat manipulasi orang lain. Jenis manipulasi yang paling umum justru Emotional Blackmail yang seringkali justru dilakukan oleh orang-orang yang paling dekat dengan Anda.

Berikut sebuah kutipan dari buku "Who's Pulling Your Strings? How To Break The Cycle Of Manipulation And Regain Control Of Your Life" oleh Harriet B. Braiker, Ph.D:

Manipulasi terjadi karena hal itu sering berhasil. Cara terbaik menghentikan seorang manipulator adalah hanya dengan menggagalkan taktik-taktiknya--membuat manipulasinya tidak efektif karena Anda berhenti menuruti tuntutan, keinginan, permintaan, atau tekanannya yang tersamar atau terang-terangan.

Ketika taktik manipulatif tidak lagi efektif untuk kepentingan manipulator--ketika Anda tidak lagi menjadi sasaran dan mengubah diri menjadi target yang sulit bagi manipulator--taktik manipulator kemungkinan akan berubah. Ada kemungkinan, manipulator akan memutuskan hubungan dan mencari sasaran atau korban baru. Manipulator itu dapat disamakan dengan air yang mengalir dari perbukitan, selalu mencari jalur yang perlawanannya lebih sedikit.

Alasannya tidak lebih rumit dari ini: Para manipulator tidak ingin harus berusaha memanipulasi. Kemampuan tersebut datang dengan sendirinya, dan merupakan hal yang alami bagi mereka. Mereka melakukan manipulasi karena hal tersebut mudah--karena Anda membuat semuanya mudah.

Comments

Ancilla said…
tapi ada juga loh orang2 yang sebenarnya tau dirinya dimanipulasi tapi tetep menjalani dengan tabah :)
Ge Siahaya said…
Orang yg suka dimanipulasi itu mungkin juga org yg masochistic ya secara emosi, hehe...suka disakiti gitu loh, kalo udah ngeh bahwa dia dimanipulasi namun masih juga masuk ke 'jebakan' yg sama berulang2 atau mengalami kompleksitas martir sindrom, yg mau aja dikorbankan atau merasa harus berkorban untuk org lain? Atau malas bertanggungjawab atas perbuatannya jadi masuk dalam scheme orglain trus kalau salah jadi bisa menyalahkan org lain? :P Lah kenapa malah korbannya yg gw ceng? Hwaah, kayaknya gw udah kena sindrom sinisme radikal stadium empat.

Ok ok, jed, itu istilah2 gw bikin2 sendiri, hahahaa...