The Father, The Memory, and The Movie


Tulisan ini Jed tulis untuk dimuat di situs Cross-Written.Com

Kenangan akan figur seorang ayah adalah sesuatu yang membekas seumur hidup seseorang. Itu jugalah yang menjadi alasan dua orang penulis kenamaan, Blake Morrison dan Raimond Gaita, menulis sebuah buku memoar mengenang ayah. Baik atau buruknya seorang ayah, tidak bisa dipungkiri, bahwa dirinya adalah pengaruh terbesar bagi hidup seseorang. Melalui film yang dibuat berdasarkan novel kisah nyata mereka, Morrison bercerita lewat "And When Did You Last See Your Father?" dan Gaita lewat "Romulus, My Father".

"And When Did You Last See Your Father?" bercerita mengenai pergumulan Blake Morrison dengan ayahnya, Arthur, selama minggu-minggu menjelang kematian sang ayah. Blake memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Yorkshire setelah mendengar diagnosa dokter yang mengatakan ayahnya sudah mendekati kematian akibat kanker yang menggerogoti tubuhnya. Kembali pulang ke rumah demi menemani ibunya mengurus sang ayah yang dalam kondisi kritis membuat dia banyak merenung mengenai hubungannya dengan sang ayah. Mulai dari figur ayah yang ideal di matanya ketika dia masih kanak-kanak dan figur ayah yang rusak ketika dia bertumbuh dewasa dan mempelajari kedekatan ayahnya dengan wanita lain yang sangat amat bergantung pada ayahnya untuk kebutuhan emosionalnya. Blake senantiasa berteori mengenai perselingkuhan ayahnya, membenci ibunya karena kepasrahannya, dan melarikan dirinya dengan hubungan intim dengan pembantu rumah tangga di rumah mereka.
Bertumbuh besar sebagai seorang remaja yang ingin mendapatkan pengakuan sebagai seorang lelaki dewasa, Blake senantiasa merasa dibawah bayang-bayang ayahnya, seorang dokter yang berkarisma dan pandai bicara. Pergumulan batin dirinya dengan ayah yang diharapkannya untuk mati karena dianggap merusak kebahagiaan dirinya dan menjadi penghalang utama dirinya untuk mencapai status seorang pria dewasa.

Namun itu semua kenangan akan masa lalu dan sekarang keadaannya sudah banyak berubah. Blake adalah seorang penulis yang memenangkan penghargaan dan dia masih belum dapat membuat ayahnya bangga karena ayahnya senantiasa mengharapkan anaknya untuk mengikuti jejaknya menjadi seorang dokter. Semakin lama Blake merenungkan hubungannya dengan ayahnya, dia harus menghadapi kenyataan bahwa ayahnya akhirnya meninggal dunia. Tidak ada lagi kesempatan baginya untuk meminta entah jawaban atau pertanggunganjawaban ayahnya terhadap siksaan batin yang dideritanya selama ini. Namun pasca kematian Arthur, akhirnya Blake menyadari bahwa dibalik semua kebencian dia terhadap sang ayah, terdapat ikatan cinta kasih yang mendalam akan seorang ayah yang peduli terhadap anaknya dan seorang anak yang menuntut banyak dari seorang ayah yang sudah memberikan segalanya untuk sang anak. Bukan hanya Blake yang menuntut penerimaan sang ayah akan jati dirinya, namun sang ayah sebenarnya berharap dirinya bisa diterima sepenuhnya oleh sang anak sebagai seorang ayah yang baik.

Film yang disutradari oleh Anand Tucker dan dirilis tanggal 5 Oktober 2007 ini diperankan oleh Colin Firth sebagai Blake dan Jim Broadbent sebagai Arthur. Film ini bisa dikatakan berhasil membawa para penonton hanyut dalam emosi karena merasakan koneksi antara kisah di film ini dengan realitas dalam diri para penonton. Tucker telah berhasil membawa para penontonnya untuk ikut bergumul antara idealisme dan realita dalam hubungan ayah-anak yang bisa dirasakan secara global. Singkatnya ini adalah sebuah film bagus yang akan membuat anda merenung mengenai hubungan anda dengan ayah anda sendiri. Tidak heran film indie ini telah menyabet 9 nominasi penghargaan oleh kalangan perfilman di Inggris.
"Romulus, My Father" bercerita mengenai memoar masa kanak-kanak filfuf asal Australia, Raimond Gaita, akan ayahnya yang bernama Romulus dan ibunya yang cantik bernama Christina. Sebagai sebuah keluarga, Romulus memboyong keduanya pindah dari Eropa ke Australia pasca Perang Dunia II di tengah situasi yang sulit di sebuah lokasi yang baru bagi mereka.

Keluarga mereka adalah keluarga yang jauh dari pada ideal karena banyak masalah yang menimpa mereka terutama sang ibu, Christina, yang depresif dan terganggu mentallnya. Sebagai seorang keturunan Jerman ditengah keturunan Romania, Christina mengalami goncangan emosi akibat kepindahan mereka tersebut. Dikisahkan mengenai perselingkuhan Christina dengan sahabat Romulus yang bernama Mitru yang berujung pada lahirnya seorang bayi perempuan. Romulus, sang suami yang berpegang teguh pada moralitas, menolak menceraikan Christina, dan memutuskan untuk tetap mencintai dan menolongnya terlepas dari sakit hatinya akibat perselingkuhan yang terjadi di depan matanya sendiri itu.

Banyak realita yang harus dihadapi Raimond, seorang bocah yang sedang bertumbuh dan bergumul dalam pencarian jati dirinya. Depresi berkepanjangan dari sang ibu telah membuatnya menjadi wanita yang stress, tidak peduli, dan cenderung gatal. Suatu ketika Raimond mendapati sang ibu berselingkuh dengan pria lain lagi yang membuat rusaknya figur sang ibu dalam dirinya. Mitru mengetahui hal itu dan menyebabkannya memutuskan bunuh diri yang dilanjutkan juga oleh bunuh diri oleh Christina setelah menyadari bahwa anaknya tidak bisa memaafkannya. Kematian Christina membuat Romulus terguncang dan depresi berkepanjangan hingga harus dirawat di rumah sakit jiwa. Namun karena kasihnya yang tidak terputus pada Raimond, Romulus berhasil berjuang memulihkan dirinya sendiri agar dapat kembali bermasyarakat dan merawat Raimond, sang anak.

Kenangan Raimond akan seorang ayah yang tetap mencintai terlepas dari pengkhianatan ibunya telah membuatnya sadar akan kemampuan dari cinta melewati segala macam luka dan derita batin. Rasul Paulus pernah berkata bahwa kasih menutupi segala sesuatu dan kita bisa melihat hal ini dalam diri Romulus yang rela melepaskan egoisme dia sebagai seorang suami yang terluka oleh perselingkuhan sang istri demi kasihnya pada sang anak yang dia tahu membutuhkan figur sang ibu. Film yang disutradari oleh Richard Roxburgh dan diperankan oleh Eric Bana (Romulus), Franka Potente (Christina) dan Kodi Smit-McPhee (Raimond) telah memenangkan 6 penghargaan dan 19 nominasi pada ajang penghargaan perfilman Australia. Dirilis pada 31 Mei 2007, film ini akan membawa kita hanyut pada emosi pergumulan dan perjuangan untuk tetap bertahan di tengah situasi yang sepertinya tidak mungkin.

Setelah menonton dua film di atas saya kembali merenungkan kasih Allah kepada kita yang menyerupai kasih ayah kepada anaknya. Yesus Kristus mengajarkan kita untuk memanggil Allah dengan panggilan Abba, Bapa. Abba adalah sebuah panggilan akrab seorang anak kepada ayah, seperti panggilan Papa atau Papi masa kini. Pesan yang dibawa Alkitab sudah cukup jelas bagi kita semua, yakni kekuatan seorang ayah jasmani kita akan membuat kita sadar akan kemampuan Abba kita di Surga yang mengatasi segala sesuatu, dan kelemahan ayah jasmani kita akan membuat kita semakin sadar bahwa cuma Abba di Surga lah satu-satunya ayah ideal yang bisa kita harapkan.

Berikut beberapa ayat untuk kita renungkan:
  • Mazmur 27:10 Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku.
  • Mazmur 103:13 Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
  • Matius 7:11 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Comments

pyuriko said…
Kenangan bersama bokap, sudah gw kubur dalam2.
Murni Rosa said…
Refrensi yang bagus, Jed. Termasuk bahan renungannya. :-) GBU!