Dari Soekarno Hingga SBY: Legenda Perjalanan Bangsa Indonesia (Bagian Satu)


Salah satu kegemaran saya ialah menikmati mempelajari mengenai sejarah. Sejarah bangsa Indonesia sendiri adalah sesuatu yang menarik untuk disimak. Setiap pemimpin yang memimpin bangsa ini memiliki baik kelebihan maupun kekurangan masing-masing, namun mereka semua telah memiliki andil untuk tetap terpeliharanya bangsa ini hingga sekarang. Indonesia yang multi etnis telah berabad-abad mengalami akulturasi dan asimilasi. Sekarang Indonesia sudah semakin siap untuk menjadi raksasa baru dunia dari Asia setelah Rusia, China, dan India.

Soekarno sering disebut sebagai Bapak bangsa Indonesia karena beliau adalah proklamator yang kemudian menjabat sebagai presiden pertama Indonesia. Soekarno adalah seorang pejuang teguh anti kolonialisme. Dirinya tidak tega melihat bangsa Indonesia dianggap sebagai bangsa kelas bawah dan oleh karena itu dia mengabdikan hidupnya untuk membawa bangsa ini kepada harga dirinya, yaitu sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Soekarno dikenal berani mengecam Amerika Serikat dan Uni Sovyet, mendirikan Non-Blok, dan membuat apa yang disebut New Emerging Forces. Soekarno jelas-jelas mengagendakan Indonesia menjadi Third Power di dunia selain kapitalisme Amerika dan komunisme Sovyet. Soekarno adalah orang penting Asia, dirinya sejajar dengan Mahatma Gandhi dari India. Perjuangan Soekarno telah menginspirasikan kemerdekaan banyak negara di Asia dan Afrika.

Masa awal pemerintahan Soekarno adalah ketika Indonesia masih berjuang mendapat status diakui sebagai negara berdaulat. Kemudian setelah perjuangan mempertahankan kedaulatan sudah selesai, Indonesia mulai menjalankan demokrasi. Kemudian Soekarno menemui dimana dirinya hanya menjabat sebagai kepala negara dan tidak menjabat sebagai kepala pemerintahan. Dirinya adalah simbol persatuan dan kesatuan Indonesia sebagai sebuah bangsa. Pemerintahan sehari-hari dipegang oleh perdana menteri. Namun, banyaknya konflik kepentingan dari beragam kelompok yang bermain telah membawa negeri ini pada instabilitas. Pembahasan konstitusi pun tidak menemui titik temu. Soekarno sadar jika kondisi berlarut-larut maka bangsa ini akan sulit tancap gas untuk menjadi Third Power seperti yang diimpikannya.

Dalam kondisi seperti itulah, Soekarno mengambil keputusan drastis lewat Dekrit Presiden 1959. Indonesia pun dipimpinnya ke arah yang disebutnya sebagai demokrasi terpimpin. Di dalam sistem yang baru ini, Soekarno mulai bertindak layaknya monarki absolut zaman dulu. Dia bahkan berhasil dilantik sebagai presiden seumur hidup oleh MPRS waktu itu. Tapi ternyata langkah berani Soekarno ini telah membuat ketar-ketir kedua kutub kekuatan waktu itu, baik Sovyet maupun Amerika. Soekarno tidak mau diatur Amerika namun dia juga menjaga jarak dengan Sovyet. Kedua belah pihak bertanya-tanya apa yang menjadi agenda Soekarno sehingga terjadi aksi intelijens besar-besaran pada tahun 60-an itu.

Soekarno pun membuat ulah dengan politik Konfrontasinya hingga aksi keluar dari PBB. Sovyet berusaha mempengaruhi Soekarno dengan mendanai besar-besaran Partai Komunis Indonesia (PKI) pada waktu itu. Amerika menyelusup masuk dengan memegang beberapa orang tentara. Salah satu yang berhasil dipegang adalah seorang prajurit ambisius yang bernama Soeharto. Yang menjadi masalah ialah Soeharto bukanlah figur kunci di TNI namun nampaknya dia kemungkinan besar terlibat mengarsiteki rencana pembunuhan para jenderal senior dengan pendanaan dari Amerika. Kemudian terjadilah G-30S-PKI yang menewaskan para jenderal kunci di negeri ini. Otomatis jenderal yang masih sisa pada waktu itu hanya Soeharto dan AH Nasution (yang sebenarnya nyaris dibunuh). Nasution yang kemudian cuma memiliki 2 pilihan: menentang Soeharto yang akan membuat perpecahan di tubuh TNI dan memperbesar pengaruh PKI yang sudah mulai mempersenjatai rakyat, atau dia mendukung Soeharto melenyapkan PKI untuk menjaga wibawa TNI. Nasution akhirnya terdesak pada pilihan mendukung Soeharto yang mengkambinghitamkan PKI atas kejadian G-30S. Soekarno pun dipaksa untuk membuat Supersemar karena otomatis seluruh tentara pada waktu itu ada dibawah Soeharto. Supersemar pun disalahgunakan dan dijadikan semacam surat sakti pengalihan jabatan presiden Indonesia dari Soekarno kepada Soeharto. Soekarno pun tidak ada pilihan lain karena otomatis semua kekuatannya telah dilucuti pada waktu itu dan dirinya menjadi tahanan politik Soeharto yang pertama.

Ada 3 orang penting pada masa pembentukan Orde Baru pada waktu itu: Soeharto, Sultan Hamengkubuwono IX, dan Adam Malik. Mereka semua, berdasarkan banyak fakta yang terungkap belakangan, dijadikan dadu oleh pihak CIA Amerika untuk mengusir komunisme dari Asia tenggara. Soeharto pun mendirikan Golkar dan membuat demokrasi terpimpin versinya sendiri, walaupun dia tetap mengadakan pemilu, namun kekuasaannya pada waktu itu memang hampir tidak terbatas. Hamengkubowono pun diangkat menjadi wapres Soeharto pertama dan Adam Malik menjadi menteri luar negeri. Soeharto pun menganggap dirinya sebagai raja jawa yang sejati dan pada ujungnya membuat jengkel Hamengkubowono yang tidak mau menjadi wapres untuk kedua kalinya dan pulang ke Jogja. Adam Malik pun diangkat menjadi wapres Soeharto kedua.

Soeharto berbeda kepribadian dengan Soekarno. Soekarno berambisi menjadi salah satu pemain catur utama di dunia. Soeharto berambisi menjadi raja Jawa yang memerintah negeri dengan makmur. Soeharto dan pemerintahan junta-birokratnya telah berjasa membawa kestabilan politik ke negeri ini. Namun sifatnya juga membawa banyak orang disekitarnya menjadi Asal Bapak Senang. Sifat ini akhirnya menurun juga ke bawahnya yang meniru-niru sang Bapak dalam berlagak memimpin. Indonesia pun menjadi sebuah negara feodal. Soekarno bisa kita umpamakan seperti Hugo Chavez dan Ahmadinejad masa kini sedang Soeharto tidak memiliki ambisi bermain di kancah dunia, dia hanya ingin semuanya makmur. Soeharto sering dibandingkan dengan Augusto Pinochet dan Mobutu Sese Seko. Soekarno berjuang demi harga diri bangsa Indonesia, Soeharto berjuang demi isi perut bangsa ini. Itu sebabnya dia suka disimbolkan dengan memanen padi dan gemar memuji-muji diri dengan program swasembada berasnya.

Bersambung...

Comments

Anonymous said…
Hi Jed,

Postingannya beda deh kali ini.
Dapet sumber bacaan dari buku/sumber yg mana??

Great idea for this content!
Jed Revolutia said…
Hi Fida,

Dari banyak baca banyak sumber tentunya.
Thanks ya atas pujiannya.
Anonymous said…
nice story @revolutia :)

seru!! lanjut bag 2 dulu... :)
Unknown said…
peran aktivis-aktivis mahasiswa dalam pelengseran bung karno kok gak disebut jed? padahal ada nama soe hok gie loh. apa dia juga antek asing?