Kejatuhan Soekarno diakibatkan beberapa hal yang berkembang pada waktu itu: politik konfrontasi dengan Malaysia, pendudukan Papua Barat, hingga kekuatiran akan semakin besarnya pengatuh Partai Komunis Indonesia (PKI) pada perpolitikan Indonesia. Konfrontasi dengan Malaysia yang dikecam Soekarno sebagai negara boneka kolonial telah mengakibatkan Inggris menjadi kesal dengan Soekarno. Keinginan Soekarno untuk mendapatkan Papua Barat sebagai wilayah Indonesia telah membuat kesal Belanda yang pada waktu itu hendak memberikan kemerdekaan kepada Papua Barat sebagai negara berdaulat. Amerika Serikat pun juga berkepentingan untuk membersihkan Indonesia dari pengaruh komunis Sovyet. Soekarno menetapkan Soeharto menjadi pemimpin operasi militer Indonesia untuk merebut Papua Barat dan Amerika Serikat juga menemukan potensi tambang emas dan tembaga terbesar di dunia sehingga memiliki agenda bisnis juga di tanah Papua.
Entah bagaimana ceritanya, Soeharto yang berambisi untuk memerintah Indonesia berhasil melakukan negosiasi dengan intel Amerika yang salah satu kaki tangannya waktu itu adalah Adam Malik. Mereka berdua dengan bergabung kekuatan dengan Hamengkubowo IX yang memiliki pengaruh besar di TNI untuk melancarkan aksi mendongkel Soekarno yang sudah pasti dibiayai oleh banyak pihak yang berkepentingan. Yang terjadi setelah itu menjadi titik balik sejarah: G-30S yang dipakai untuk menghancurkan PKI, Supersemar, dan akhirnya pengangkatan Soeharto selaku pejabat presiden dan kemudian menjadi presiden setelah kematian Soekarno.
Soeharto mengambil langkah yang dikehendaki banyak pihak luar: menghentikan politik konfrontasi dan membasmi PKI dan semua pihak yang dicurigai terkait dengan PKI. Terjadi pambantaian banyak sekali etnis Cina pada masa sesudah Supersemar oleh karena mereka dianggap berpotensi menjadi kaki tangan RRC yang komunis. Pelanggaran HAM pasca Supersemar masih menjadi sejarah kelam di bangsa ini. Soeharto pun diberi hadiah oleh Amerika Serikat dan sekutunya: Papua Barat yang kemudian diubah namanya menjadi Irian Jaya. Soeharto pun membalas Amerika dengan membiarkan Amerika melalui salah satu perusahaannya, yaitu Freeport mengeksploitasi kekayaan alam di tanah Papua.
Hampir semua kebijakan Soeharto adalah pro Blok kapitalis yang dimotori oleh Amerika Serikat. Namun dia tidak dengan terang-terangan melakukannya, melainkan mempropagandakan dirinya sebagai Pancasilais sejati dan Soekarno dianggap sebagai telah berkhianat terhadap Pancasila, meski sejarah mencatat Soekarno adalah sang pencetus Pancasila. Salah satu kebijakan penting Soeharto ialah merubah sistem perekonomian menuju ke arah kapitalis seperti yang dikehendaki Blok Barat pada waktu itu. Dengan bantuan kelompok ekonom yang sering disebut The Berkeley Mafia, Soeharto membangun ekonomi Indonesia yang kemudian tersingkap bahwa itu semua terpusat pada kroni-kroninya. Semua disengaja oleh Soeharto demi menjaga keutuhan pemerintahannya. Kebebasan pers dikekang dan sistem legislatif diatur sedemikian rupa untuk mempertahankan kekuasaannya. Di tengah masyarakat, Soeharto mempropagandakan dirinya sebagai Bapak Pembangunan.
Soeharto berhasil membawa Indonesia kepada stabilitas dan jauh dari konflik-konflik luar negeri yang tidak perlu yang kemungkinan besar masih akan terjadi jika Soekarno tetap menjabat sebagai presiden. Dia meningkatkan kerjasama dengan negara-negara lain, mendirikan ASEAN, dan menjadikan Indonesia kembali menjadi anggota PBB. Fokus pemerintahannya bertumpu pada bidang ekonomi dan itu juga sebabnya dirinya seperti untouchable pada masanya, dengan mendapatkan dukungan luas dari dalam negeri dan luar negeri. Soeharto juga dikenal berani dengan kenekadannya menginvansi Timor Timur yang baru saja mendeklarasikan kemerdekaannya. Meskipun ditentang oleh banyak negara, namun Soeharto berhasil menutup mulut banyak bangsa dengan dalih membawa misi anti komunisme di tanah Timor.
Pada masanya pula, TNI pun berubah menjadi ABRI dan menjadi kekuatan politik utama di negeri ini. Para petinggi ABRI selepas masa pensiunnya acapkali diberikan jabatan kementrian atau gubernurial. Masa honeymoon Soeharto dengan ABRI mencapai puncaknya dengan pengangkatan Umar Wirahadikusumah sebagai wapres ketiga di masa pemerintahan Soeharto, namun bulanmadu itu pun berakhir setelah pengangkatan Sudharmono sebagai wapres keempat. Soeharto pun dipaksa dengan lembut untuk menerima Try Sutrisno sebagai wapres kelima yang berakibat dengan ketidakharmonisan di istana. ABRI ingin wapres Soeharto sebagai seorang jenderal. Namun Soeharto telah berencana mewariskan kekuasaannya kepada beberapa orang kepercayaannya, seperti Sudharmono (yang terbukti tidak populer), BJ Habibie, atau Tutut, anaknya. Usia uzur mengakbatkan Soeharto semakin tidak tanggap dengan berbagai pergerakan di sekitar dirinya.
Beberapa petinggi ABRI mulai resah atas pemilihan Habibie sebagai wakil presiden namun pada saat yang sama terdapat konflik internal di tubuh ABRI. Prabowo Subianto, yang adalah menantu Soeharto sendiri, adalah seseorang yang berambisi untuk menjadi penerus Soeharto dan dirinya sudah membangun kekuatan untuk sewaktu-waktu mengadakan kudeta jika diperlukan. Soeharto sendiri mulai kuatir akan arus bawah yang mulai jenuh akan kepemimpinannya. Kesadaran masyarakat akan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang merajalela di pemerintahannya membuat beberapa figur seperti Megawati Soekarnoputri dan kemudian Amien Rais menjadi populer. Soeharto pun akhirnya terhantam badai yang akhirnya mengakhiri pemerintahannya, yaitu krisis ekonomi yang melanda Asia tahun 1997-1998.
Comments
Post a Comment