Mengapa BBM for Android/iOS Tidak Akan Menyelamatkan Blackberry


Belakangan ini banyak pembicaraan soal rencana Blackberry (dulunya Research in Motion) berencana melepas Blackberry Messenger (BBM) sebagai apps ke Android dan iOS. Sudah banyak yang tidak sabar menunggu kapan apps ini akan diluncurkan. Saya pribadi tidak terlalu antusias untuk menunggu karena saya melihat ini sebagai gerakan bisnis di waktu yang salah. Blackberry sendiri sedang goyah karena seri ponsel terbaru yang mereka keluarkan gagal di pasaran alias tidak laku. Kepanikan akan kerajaan bisnis yang mulai merugi menyebabkan petinggi Blackberry mencoba berbagai cara untuk tetap bertahan, bahkan termasuk jika perlu menjual perusahaan Blackberry kepada pemilik baru. Beberapa minggu lalu kita mendengar kalau kerajaan ponsel lain yang juga sedang goyah, Nokia, akhirnya untuk tindakan penyelamatan terakhir dijual kepada Microsoft. Bagaimana dengan Blackberry? Adakah yang mau beli? Siapapun pembelinya harus berhadapan dengan 3 raksasa teknologi, yakni Microsoft di belakang Nokia, Google di belakang Android, dan Apple dibelakang iOS.

Mengapa akhirnya Blackberry mengambil langkah untuk membuat BBM menjadi available di Android dan iOS? Saya melihat ini sebagai strategi untuk mengubah bisnis Blackberry dari perusahaan hardware (penjual ponsel) menjadi perusahaan software (penjual OS dan Apps). Petinggi Blackberry tentunya melihat kalau mereka sudah jauh ketinggalan kalau ingin berinvestasi di bidang hardware, selain juga tentunya kerugiaan materiil yang akan terjadi apabila produk ponsel mereka tidak laku di pasaran. Beralih menjadi perusahaan software adalah opsi yang paling mungkin buat Blackberry dan melepas BBM ke Android dan iOS menurut saya cuma langkah awal. Langkah selanjutnya yang akan diambil ialah memberikan lisensi kepada ponsel merk lain untuk menggunakan OS Blackberry. Intinya apapun yang masih memungkinkan akan dilakukan untuk bisa bertahan hidup.

Blackberry tentunya berharap dapat pemasukan dari BBM, tentunya menengok kesuksesan WhatsApp dan baru-baru ini LINE, WeChat, dan KakaoTalk. Petinggi Blackberry tentunya berharap ketika diluncurkan pengguna BBM akan bisa melebihi pengguna applikasi chatting lainnya meski belum diketahui apakah mau mendapat penghasilan dari biaya berlangganan seperti WhatsApp atau dari iklan seperti LINE, WeChat, dan KakaoTalk. Apapun itu tentunya Blackberry harus dapat pemasukan dari langkah strategis ini.

Saya melihat BBM for Android/iOS akan gagal karena:
  1. Langkah ini adalah keputusan benar di waktu yang salah. Seandainya Blackberry melepas BBM 2 tahun lalu, maka masih mungkin menjadi pemain utama. Saat ini, BBM tidak ada bedanya dengan chat apps seperti Yahoo Messenger yang tidak laku di Apps market.
  2. Dari segi inovasi BBM sudah ketinggalan jauh. Sekarang sudah masanya sticker bukan lagi autotext. Seandainya pun nanti BBM memperkenalkan sticker, tentunya sudah ketinggalan jauh.
  3. Alasan utama mengapa orang mau menginstall BBM for Android/iOS ialah untuk berhubungan dengan pengguna blackberry. Nah kalau teman pemakai blackberry sudah tidak ada lagi, masih perlukan chatting dengan BBM?
Saya melihat nasib Blackberry sudah diujung tanduk. Saya sendiri meninggalkan blackberry sebulan lalu setelah melihat bahwa tidak ada lagi manfaat khusus memakai blackberry karena semua fiturnya tersedia di smartphone lain kecuali BBM. Saya melihat dari teman-teman BBM saya, separuh sudah meninggalkan blackberry. Lalu kalau BBM tidak lagi bermanfaat, buat apa lagi pakai blackberry? Toh semua teman BBM saya sebenarnya juga bisa dihubungi via WhatsApp atau lainnya.

Saya sempat lakukan survei kecil bertanya kepada teman-teman saya, masihkah mereka akan pakai blackberry kalau blackberry mereka yang sekarang rusak. Semua menjawab tidak akan.

Jadi ya tinggal tunggu detik-detik penghabisan saja.

Tulisan lainnya:

Enter your email address:

Comments

Luisology said…
Dikantor gw semua orang pake bb, terutama bos-bosnya yg seems hopeless untuk pindah ke aplikasi chat lainnya. Gw rasa masih ada sedikit harapan buat bb :)
Unknown said…
Gw lebih seneng blackberry itu haardwarenya masih menggunakan keyboard ketimbang tuchscreen. Krn kondisi hidup gw yang harus berkomunikasi sambil berkemudi...dn slain itu gampang kostumisasi autotext..kalo sticker masih membutuhkan programmer buat kostumisasi emoticon