Sinterklaas Bukan Santa Claus

Santa Claus Memberikan Hadiah Kepada Anak Kecil

Bulan Desember telah datang dan suasana Natal mulai terasa di seluruh dunia. Ketika bicara perayaan Natal, banyak yang mengingat figur legenda rakyat Santa Claus yang digambarkan sebagai sosok pria tua baik hati dengan baju merah dan jenggot putih. Dia membawa hadiah bagi anak-anak yang sudah berlaku baik sepanjang tahun. Di Indonesia, Santa Claus sering disebut dengan sebutan Sinterklaas. Namun, apakah benar Santa Claus dan Sinterklaas sama? Ternyata mereka terkait namun tidak sama.

Santo Nikolas dari Myra

Patung Santo Nikolas dari Myra

Sinterklaas berasal dari kebudayaan Belanda. Itu sebabnya sebutan Sinterklaas amat populer di Indonesia. Namun Sinterklaas bukanlah dibuat untuk perayaan Natal seperti halnya Santa Claus, namun untuk perayaan memperingati Hari Santo Nikolas yang dirayakan tanggal 6 Desember, jadi bukan 25 Desember yang merupakan perayaan Natal. Santo Nikolas dalam sejarah dikenal sebagai uskup Nikolas dari Myra (Turki) yang dipercaya hidup antara 15 Maret 270 hingga wafat pada tanggal 6 Desember 343, sehingga 6 Desember dijadikan hari untuk memperingati beliau. Semasa hidupnya, uskup Nikolas dikenal baik hati dan sering membawa berbagai macam hadiah untuk anak-anak. Hal itu yang mungkin menjadi landasan untuk kisah Sinterklaas membagi-bagikan hadiah ke anak-anak dan perayaan Sinterklaas yang masih berlanjut hingga hari ini di Belanda.

Sinterklaas

Sinterklaas bersama Zwarte Pieten (Piet Hitam). Perhatikan kostum Sinterklass.

Sinterklaas akan datang menggunakan kapal uap sekitar pertengahan November dari Spanyol ke Belanda. Pada tahun ini, tanggal kedatangan Sinterklaas adalah Minggu, 13 November 2016. Setelah kapal uap berlabuh, maka Sinterklass akan mengelilingi kota dengan menaiki kuda putih abu-abu dan disambut oleh anak-anak yang antusias. Kemudian dari kedatangan Sinterklass ke Belanda hingga menjelang 5 Desember, anak-anak akan menaruh sepatu mereka di depan cerobong asap dan menyanyikan lagu-lagu Sinterklaas. Seringkali mereka menaruh wortel atau jerami di sepatu mereka, sebagai hadiah untuk kuda Sinterklaas yang diberi nama Schimmel atau Amerigo. Keesokan harinya mereka akan menemukan hadiah kecil di sepatu mereka, mulai dari permen untuk kelereng atau mainan kecil lainnya yang dipercaya diberikan oleh Sinterklaas untuk setiap anak yang telah berperilaku baik pada tahun lalu.

Sinterklaas memakai jubah uskup (perhatikan perbedaannya dengan kostum Santa Claus) dan ditemani oleh para pengiring yang disebut 'Zwarte Pieten' atau 'Piet Hitam' dalam Bahasa Indonesia. Piet Hitam dikenal dengan wajah hitam dan pakaian berwarna-warni. Konon, anak-anak nakal akan diambil oleh Piet Hitam dan dimasukan ke dalam karung dan dibawa pulang ke Spanyol tanggal 6 Desember.

Santa Claus

Sosok Santa Claus, budaya Amerika yang dipopulerkan salah satunya lewat iklan Coca Cola

Jika Sinterklaas berasal dari kebudayaan Belanda, maka Santa Claus berasal dari kebudayaan Amerika terutama dari kota New York yang awalnya bernama New Amsterdam. Bisa ditebak, para pendatang dari Belanda yang memperkenalkan Sinterklaas kepada dunia baru. Figur Sinterklaas digabung dengan figur Father Christmas yang dibawa oleh para pendatang Inggris dan setelah beberapa proses modifikasi, jadilah figur Santa Claus yang berbeda baik dengan Sinterklaas maupun Father Christmas. Kata Santa Claus tercatat pertama kali digunakan pada penerbitan pada tahun 1773 di Amerika Serikat.

Berikut beberapa perbedaan antara Sinterklaas dengan Santa Claus:
  • Sinterklaas membagi hadiah pada tanggal 5 Desember sedang Santa Claus pada tanggal 24 Desember malam dengan memasuki cerobong asap rumah. Dalam legenda Sinterklaas, Piet Hitam lah yang masuk ke dalam rumah lewat cerobong asap.
  • Sinterklaas adalah kurus dan memakai jubah uskup sedang Santa Claus adalah gemuk dan memakai kostum Santa yang sering kita lihat lengkap dengan topi tidur Santa yang terkenal itu.
  • Sinterklaas datang dari Spanyol naik kapal uap dan selanjutnya mengendarai seekor kuda putih abu-abu. Sementara Santa Claus datang dari Kutub Utara dan naik kereta luncur yang digiring oleh 9 ekor rusa terbang (salah satunya bernama Rudolf).
  • Sinterklaas datang bersama Piet Hitam yang akan menculik anak-anak nakal dan membawa mereka ke Spanyol. Santa Claus memberikan hadiah kepada semua anak dengan anak-anak nakal mendapat hadiah zonk. Piet Hitam tidak dikenal pada legenda Santa Claus namun Santa Claus sering diceritakan datang bersama peri-peri Natal. Jika Sinterklaas menaruh hadiah pada sepatu, Santa Claus menaruhnya pada kaos kaki atau stocking.
Yang kiri Santa Claus, yang kanan Sinterklaas

Seperti yang tadi sudah disebutkan, Santa Claus adalah figur legenda Amerika yang punya asal usul dari penggabungan karakter Sinterklaas dari Belanda dengan Father Christmas dari Inggris. Tentunya kepopuleran budaya Amerika yang membuat figur Santa Claus mendunia. Bahkan di Indonesia, walau banyak yang menggunakan sebutan Sinterklaas, namun yang mereka maksud adalah Santa Claus versi Amerika.

Father Christmas

Sosok Father Christmas yang dulu populer di Inggris sebelum era Santa Claus

Lalu bagaimanakah sosok Father Christmas dari Inggris? Tidak seperti Sinterklaas yang masih ada hingga zaman sekarang, sosok Father Christmas sudah tertelan dengan kepopuleran Santa Claus dan sekarang rakyat Inggris menganggap Father Christmas ya Santa Claus. Pada zaman dahulu, Father Christmas adalah sosok pemberi hadiah yang dapat ditelurusi ke legenda zaman dulu bernama King Winter yang akan berkunjung ke rumah-rumah warga dan mengabulkan permintaan mereka. Father Christmas dulu dikenal sebagai sosok tua berjenggot dengan jubah hijau yang tinggal di hutan. Kalau ingat cerita The Chronicles of Narnia: The Lion, The Witch, and The Wardrobe pasti ingat adegan dimana Father Christmas datang membawa hadiah kepada Peter, Susan, dan Lucy untuk mengalahkan penyihir jahat. 

Ded Moroz

Ded Moroz bersama Snegurochka. Perhatikan kostum Ded Moroz.

Father Christmas punya banyak kesamaan dengan figur sejenis yang populer di Rusia dan Eropa Timur bernama Ded Moroz yang berarti "Old Man Frost" atau "Grandfather Frost". Ded Moroz ditemani oleh cucunya yang bernama Snegurochka yang berarti "Gadis Salju". Ded Moroz adalah sosok lelaki tua kurus menggunakan jubah berwarna biru, merah, atau putih dengan janggut lebih panjang dan mengendari kereta Troika dengan 3 kuda. Ded Moroz juga masuk ke rumah memberikan hadiah pada malam Tahun Baru (bukan malam Natal atau malam hari Santo Nikolas) lewat pintu depan rumah, bukan lewat cerobong asap seperti Santa Claus. Tradisi legenda Ded Moroz dipercaya sudah ada sebelum agama Kristen ada, demikian juga dengan Father Christmas yang sebelumnya adalah sosok bernama King Winter. Namun, tidak seperti sosok Father Christmas yang nyaris punah tenggelam dengan Santa Claus, Ded Moroz tetap populer terutama di negara-negara bekas Uni Sovyet.

Baik Sinterklaas, Santa Claus, Father Christmas, dan Ded Moroz dapat dikategorikan sebagai bagian dari kebudayaan musim dingin di dunia barat yang mengenal 4 musim yang dipopulerkan lewat tradisi ritual dan juga pop culture. Musim dingin adalah saat dimana keluarga berkumpul berhubung tidak banyak aktivitas luar ruangan yang dapat dilakukan ketika musim dingin. Dari situlah, tradisi pemberian hadiah berkembang yang kemudian menjadi legenda rakyat. 

Christkind

Nürnberger Christkind dari Jerman

Ketika terjadi gerakan Reformasi Protestan di Eropa dibawah pimpinan Martin Luther pada abad 16 dan 17, gereja Protestan berusaha menghilangkan perayaan Santo Nikolas dan menggantinya dengan sosok bayi Yesus yang disebut sebagai Christkind untuk lebih mendekatkan masyarakat pada kitab suci. Dalam tradisi Christkind, anak-anak akan mendapatkan hadiah dari bayi Yesus pada malam Natal, bukan pada malam hari Santo Nikolas pada 6 Desember. Namun, seperti yang kita ketahui bersama, sosok Santa Claus telah menjadi sosok Natal paling populer pada era sekarang padahal Santa Claus tidak ada hubungan dengan Injil dan baru ada pada abad 18 dan merupakan budaya Amerika Serikat. 

Amu Nowruz

Amu Nowruz (berjenggot) dengan Haji Firuz (wajah hitam)

Sangat menarik untuk diketahui bahwa di kebudayaan Iran ada perayaan musim semi yang sudah berlangsung dari zaman dahulu kala disebut tahun baru Nowruz. Dalam tradisi Nowruz, ada sosok legenda bernama Amu Nowruz yang juga lelaki tua berjenggot yang membagi-bagikan hadiah kepada anak-anak seperti Santa Claus. Amu Nowruz selalu ditemani oleh Haji Firuz yang merupakan sosok lelaki berwajah hitam yang senantiasa menari dan bermain tamborin sambil meminta hadiah. Tentunya wajah hitamnya mengingatkan kita pada karakter Piet Hitam yang selalu menemani Sinterklaas. Walaupun tidak dirayakan pada musim dingin, perayaan Nowruz dalam kebudayaan Iran adalah saat dimana keluarga berkumpul dan saling mengunjungi satu sama lain dengan kue-kue ada dimana-mana.

Satu benang merah yang dapat diambil ialah perayaan Tahun Baru di setiap budaya adalah masa berkumpul bersama keluarga dan untuk menunjukkan perhatian kita, dimulailah tradisi pemberian hadiah. Perayaan Santo Nikolas dan Natal dilakukan jelang Tahun Baru Masehi. Amu Nowruz datang bersama Haji Firuz sebelum Tahun Baru Nowruz di Iran. Dalam kebudayaan Tiongkok, dikenal tradisi memberikan hongbao (atau angpau) pada Tahun Baru Imlek. Saya yakin masih banyak tradisi serupa tapi tidak sama di berbagai kebudayaan lain di seluruh dunia.

Sebagai penutup, saya telah membuat playlist lagu-lagu Natal untuk Anda nikmati di Spotify Anda. Selamat dinikmati:


Enter your email address below:

Comments

Dewi Natalia said…
thank you Jed. Saya yg merayakan natal tiap tahun saja baru tahu loh perbedaan Santa Claus dan Sinterklas.