X Factor, The Voice, dan Idol


Semua follower gue di twitter pasti tahu kalau gue sering live tweet pada saat acara X Factor Indonesia dan The Voice Indonesia. Yap, gue emang penikmat acara reality show musik mulai dari Idol, X Factor, hingga The Voice. Bukan hanya di edisi Indonesia, tapi gue memang mengikuti acara American Idol, The X Factor USA, dan The Voice US dari lama. Tulisan gue kali ini akan membahas mengapa acara yang satu lebih dapat penonton atau rating ketimbang acara lainnya dari sudut pandang penonton.

Di Amerika

American Idol memiliki kenangan mendalam karena acara ini membangun referensi musik gue hingga sekarang gue menyenangi lagu-lagu barat jadul. Acara ini memang membuat terkenal Simon Cowell, juri yang memiliki latar belakang A&R dan dikenal dengan komentar sangarnya dengan logat British yang kental. Namun acara ini mulai redup sejak ditinggalkan oleh Simon Cowell, yang kemudian merintis The X Factor USA yang kurang begitu sukses. Sekarang American Idol sudah memasuki musim ke 12 dan acara ini mulai ditinggalkan banyak penontonnya salah satunya karena dewan juri yang boring yang terdiri dari Randy Jackson, Keith Urban, Mariah Carey, dan Nicky Minaj. Momentum ini dimanfaatkan oleh The Voice yang lagi naik daun dengan susunan dewan juri yang kompak dan jenaka.

Juri memang menjadi faktor utama kesuksesan acara reality show musik karena kalau diperhatikan lebih banyak slot waktu yang diberikan untuk juri berbicara ketimbang untuk peserta bernyanyi. Oleh karena itu mempunyai panel juri yang disukai penonton sangatlah penting. The Voice memiliki susunan juri yang terdiri dari Blake Shelton, Christina Aguilera, Cee Lo Green, Adam Levine, Shakira, dan Usher. Mereka dikenal kompak, serasi, jenaka dan jauh lebih menyenangkan ditonton ketimbang pilihan dewan juri yang dipilih American Idol seperti Jennifer Lopez, Steven Tyler, Keith Urban, Nicky Minaj, atau bahkan salah satu juri yang paling membosankan sepanjang sejarah: Mariah Carey.


Saya akui Mariah Carey adalah seorang penyanyi luar biasa dan saya sendiri adalah seorang penggemar, namun ternyata dirinya tidak cocok menjadi juri kontes nyanyi oleh karena pembawaannya yang boring. Yang bisa mengalahkan Mariah Carey mungkin adalah Britney Spears, yang pernah menjadi juri The X Factor USA namun dipecat setelah 1 musim karena cuma bisa memberikan komentar 1 kalimat untuk setiap penampilan peserta. Beda jauh dengan Shakira (The Voice US) yang menurut saya adalah juri perempuan terbaik sepanjang sejarah. Saya awalnya ragu dengan Shakira menjadi juri, terlebih saya bukan penggemar. Namun semakin saya menonton The Voice, semakin saya jatuh cinta dengan sosok Shakira yang fun, ekspresif, dan bisa melucu.

Berikut perbandingan ketiga acara:
  • American Idol (Fox): Mencari penyanyi berbakat yang belum pernah ditemukan sebelumnya dan proses from zero to hero dengan menyanyikan lagu-lagu cover dari era zaman dulu. Acara ini banyak ditonton generasi tua yang ingin melihat lagu era mereka dinyanyikan oleh penyanyi yang lebih muda. Acara ini juga dikenal dengan kecenderungan WGWG (white guy with a guitar) untuk menjadi juara.
  • The X Factor USA (Fox): Mencari penyanyi berbakat yang belum punya label rekaman untuk diorbitkan menjadi penyanyi terkenal lewat proses mentoring para juri. Acara ini kurang sukses di Amerika, terbukti dengan dewan juri yang silih berganti akibat tidak berhasil menaikan rating. Kelebihan acara ini ialah memperbolehkan para penyanyi hip-hop ikut serta, sesuatu yang tidak ditemui di American Idol dan The Voice US.
  • The Voice US (NBC): Mencari penyanyi berbakat dengan suara unik yang sudah punya pengalaman namun belum berhasil menjadi penyanyi terkenal dan lewat proses coaching para juri akhirnya menjadi sukses. Para peserta diminta untuk menyanyikan lagu-lagu zaman sekarang dengan versi mereka. Acara ini lebih banyak ditonton oleh penonton usia lebih muda.

Di Indonesia

Ketiga acara tersebut juga diadaptasi menjadi versi lokal Indonesia. Seperti halnya Fox di Amerika, RCTI menayangkan Indonesian Idol dan X Factor Indonesia sedang Indosiar menayangkan The Voice Indonesia.

Indonesian Idol sudah berlangsung cukup lama dan mengalami pasang surut. Terakhir tahun lalu, acara ini kembali menemukan momentumnya setelah memperbolehkan peserta menyanyikan lagu berbahasa Inggris setelah sebelumnya diredam di musim-musim sebelumnya. Pelajaran ini diambil juga ketika RCTI membuat X Factor Indonesia. Alhasil, rating X Factor sangat tinggi dan rata-rata peserta X Factor menyanyikan lagu berbahasa Inggris sambil sesekali menyanyikan lagu berbahasa Indonesia.

Dengan memperbolehkan peserta menyanyikan lagu Bahasa Inggris, tentunya akan membuat acara lebih berwarna karena pilihan genre musik yang jadi lebih beragam. Musik Indonesia selama ini lebih didominasi aliran Pop-Rock dan membuka akses ke lagu berbahasa Inggris, pilihan genre bisa berkembang ke Jazz, R&B, Hip-Hop, Country, Soul, hingga Blues. Para peserta dengan selera musik yang baik tentunya akan menambah kualitas penampilan musiknya di atas panggung. Hal ini terlihat dari peserta X Factor musim pertama yang memiliki peserta-peserta yang bisa lintas genre seperti Shena, Isa, Novita, dan Agus.


The Voice Indonesia sebenarnya memiliki peserta-peserta yang paling berkualitas dibanding acara reality show musik apapun yang pernah ada di Indonesia. Namun sepertinya acara ini belum berhasil booming seperti Indonesian Idol maupun X Factor. Menurut saya modal dasarnya sudah cukup baik: peserta yang bagus serta mewakili hampir semua genre musik dan juga dewan juri yang asyik, namun saya mendengar beberapa keluhan penonton tentang acara ini:
  • Jam tayang yang kurang pas. Selain jamnya nanggung (Minggu malam jam 8), acara ini juga head-to-head dengan The Voice US yang ditayangkan di AXN di jam yang sama. Penonton yang memiliki akses ke TV berbayar tentunya lebih pilih menonton The Voice US ketimbang The Voice Indonesia.
  • Pilihan lagu yang semakin ke sini semakin Indonesia. Bukan saya anti lagu Indonesia, namun belajarlah dari kesuksesan Indonesian Idol dan X Factor Indonesia, dimana lagu barat kasih lebih banyak peluang untuk penyanyi explore. Lagipula, rata-rata peserta di babak blind audition menyanyikan lagu barat bukan? Artinya ya mereka rata-rata lebih nyaman nyanyi lagu barat mestinya.
  • Format acara yang masih mengikuti format asli The Voice. Perkembangan terbaru di The Voice US, diperkenalkan sistem STEAL dan TOP 12 yang lebih menarik.
  • Kualitas video YouTube yang kurang bagus, burem, dan kayak direkam pakai VCR.
  • Bahasa Inggris di situs resminya bikin geleng-geleng kepala. Grammar mas Grammar.
  • Kurang penyanyi cowok muda ganteng kayak model Mikha Angelo di X Factor yang bisa bikin trending topic dalam sekejab.
Harapan saya tentunya kualitas acara reality show musik di Indonesia semakin baik lagi sehingga saya sebagai penonton terpuaskan. Akhir kata, X Factor Indonesia baiknya segera memecat Rossa dari dewan juri dan Indonesian Idol baiknya jangan pernah pakai Anang jadi juri lagi.

Related Posts:

Enter your email address:

Comments

Kakak Vo said…
kalo nonton The Voice Kids punyanya Korsel udah liat, Jed? :D
Jed Revolutia said…
@Volare, belum tahu tuh... #jadipenasaran
Salam kenal,
Gw juga suka nongkrongin The Voice US dr jamannya Vicci Martinez smpe season 4 ganti juri. Masih inget waktu Vicci Martinez bawain Dog Days are Over dan tentunya Dia Frampton yg merubah total Heartless nya Kanye West.

"The Voice Indonesia sebenarnya memiliki peserta-peserta yang paling berkualitas dibanding acara reality show musik apapun yang pernah ada di Indonesia."--->>>????
IMHO, justru xFactor ID yang terbaik. Terlepas dr kontroversi dan tuduhan rekasaya, nama2 spt Alex, Isa Raja, Shena, Fatin, dan Agus membuat Regina, Sean, dan Igo Idol jd basi macam Sari Roti yg udah kelewat tanggalnya.

Tentu kita msh ingat, kala Alex bawain What It Takes nya Aerosmith yg mana Anggun smpe melongo melihatnya. Kala Fatin bawain Grenade, yg menghebohkan kita semua krn video youtube nya di posting di situs pribadinya Bruno Mars, sebuah apresiasi dr penyanyi aslinya.

Atau ketika Shena bawain lagunya Mbah Surip dgn versinya sndiri, dari Reggae ke Swing. Agus dgn Home nya Michael Buble, Isa Raja dgn Redemption Song nya Bob Marley. Luar Biasa! Mereka semua bukan hanya pandai bernyanyi tp juga cerdas dan berkarakter.

Meskipun ketika sudah masuk Gala Show kemampuan dan kecerdasaan mereka tak bertuah lagi dbekap oleh ego sang juri. Cuma Isa Raja sm Shena yg sukses dlm proses mentoring, 3 nama lainnya bagai "itik salah menemukan induk". Fatin jd memble, Alex jd menye2, Agus jd ngeswing. OMG.

Oh ya tambahan lagi, I have Nothing nya Leona masih kalah sm punya Lisa Sulistyowati xFactorID.

Salam,
@DarkumBinMaksum
Anonymous said…
memang the voice kurang semuanya mulai dari
1rating
2penonton
3panggung
4juri yang rata rata anak band and ga terkenal di indonesia
5jam tanyang sebentar
6pemenangnya tah kemana
7juara 1 cuman dapat 100 jt
kalau x-factor
1 rating tingggi karna yang nanyangin rcti
2penonton lebih banyak dari mulai youtube, twitter and lainnya
3panggung lebih megah dan berwarna
4rata rata jurinya terkenal semua.
rosa adalah diva indonesia
anggun adalah penyanyi internasional yang di akui
bebi dan ahmad dhani adalah musisi terkenal.
5jam tanyang lama 20.00-00.30
6pemenangnya langsung populer dan terkenal
7hadiahnya lebih banyak mobil , uang 1 m juara 1 , liburan
dan lain lain


and many more , perbandinganya lainya.
setujuuuuuuuuuuuuuuuu

by: wisnu