Berkelana di Hangzhou dan Suzhou (Bagian III)

Zhuozheng Yuan atau Humble Administrator's Garden

上有天堂, 下有苏杭 (shàng yǒu tiāntáng, xià yǒu sūháng)
Atas sana ada Surga, bawah sini ada Suzhou dan Hangzhou

Demikian pepatah kuno yang membawa saya mengunjungi kedua kota yang kental dengan budaya Jiangnan tersebut. Tulisan ini adalah bagian ketiga dari seri tulisan saya. Klik untuk baca bagian pertama dan bagian kedua.

Setelah pada tulisan sebelumnya saya membahas perjalanan saya di Hangzhou, maka kali ini saya membahas perjalanan saya di Suzhou yang terletak sekitar 160 km di sebelah utara Hangzhou. Saya naik kereta cepat dari Hangzhou East Railway Station yang begitu megah layaknya bandara udara. Perjalanan ke Suzhou memakan waktu sekitar 1,5 jam dengan kereta cepat ini dengan beberapa perhentian. Pemesanan tiket dapat dilakukan langsung atau melalui online lewat Ctrip. Harus diingat ada 2 stasiun kereta di Hangzhou: stasiun Hangzhou (yang lebih dekat dengan West Lake namun lebih sedikit kereta cepat) dan stasiun Hangzhou East (yang saya rekomendasikan) dan juga ada 2 stasiun kereta di Suzhou, yakni stasiun Suzhou (yang saya rekomendasikan karena dekat dengan Gusu) dan stasiun Suzhou North.

Untuk penginapan di Suzhou, saya rekomendasikan untuk tinggal di daerah Gusu (Old Suzhou) karena jarak yang dekat dengan tempat-tempat wisata. Untuk hotel murah di Suzhou, bisa book online dengan menggunakan Ctrip, situs travel asal Tiongkok yang sudah ada versi bahasa Inggrisnya, karena akan mendapatkan harga lebih murah. Saya sendiri menginap dengan menggunakan AirBnB selama di Suzhou karena lebih homey dan bisa berinteraksi dengan warga lokal. 

Hangzhou dan Suzhou dijuluki para penyair klasik Tiongkok sebagai surga di bumi. Pada tulisan kedua, saya sempat kutip sebuah pepatah kuno: "生在苏州, 活在杭州, 吃在广州, 死在柳州" artinya "Lahir di Suzhou, tinggal di Hangzhou, makan di Guangzhou, meninggal di Liuzhou" sebagai impian orang Tiongkok. Jika Hangzhou adalah kota paling enak buat ditinggali karena panorama alamnya yang bagaikan surga, maka Suzhou terkenal karena keindahan orang-orangnya. Suzhou dikenal sebagai kota para scholar para kaum terpejalar. Pada zaman dahulu, kaum terpelajar harus menguasai naskah-naskah Konghucu yang akan membawa mereka pada status sosial yang tinggi dan juga posisi di pemerintahan. Suzhou terkenal di masa lalu banyak menghasilkan kaum terpelajar yang baik dan berakibat pada pandangan bahwa para pria Suzhou 'refined' dalam artinya halus dalam tutur kata dan budi pekerti luhur. Selain itu, Suzhou juga dikenal menghasilkan wanita-wanita cantik. Teman lokal saya mengutip pepatah kuno yang mengatakan semua bayi perempuan yang lahir di Suzhou dan Hangzhou terlahir cantik. Saya membaca bahwa Suzhou adalah kota yang paling feminin di Tiongkok. Beberapa mengatakan lebih dari setengah gadis cantik di seluruh Jiangnan berada di Suzhou. Mereka semua memiliki tangan-tangan yang apik. Secara kepribadian, gadis Suzhou terkenal baik, perhatian dan ngangenin. Diduga semua adalah kombinasi dari faktor tanah, air, udara, dan lingkungan yang baik.

Ada banyak hal yang membuat Suzhou menarik dan saya akan membahasnya dalam urutan berikut: rumah taman, kebudayaan masyarakat, sutera dan ekonomi, dan kota air.

Liu Yuan atau Lingering Garden

Suzhou adalah gudangnya 中国园林 (Zhōngguó yuánlín) atau Chinese garden (rumah taman) di seantera Tiongkok yang untuk selanjutnya saya akan sebut sebagai yuanlin. Para kaum terpelajar Suzhou benar-benar menikmati hidup di masa lalu dengan membangun rumah dengan taman yang luas dan apik. Ada puluhan yuanlin di Suzhou dan semuanya tentunya menarik untuk dikunjungi. Saya merekomendasikan 5 yuanlin sebagai kunjugan wajib:

  1. Zhuozheng Yuan (拙政园) atau Humble Administrator’s Garden yang merupakan yuanlin terbesar dan dijuluki sebagai induk dari yuanlin lain. Kesan saya ketika berkunjung kesana ialah terkesima akan luas dan penataannya yang begitu indah. Tidak heran jika yuanlin ini mengenakan tiket masuk termahal dibanding yang lainnya di harga RMB 90 (Rp 180rb) sementara rata-rata HTM yuanlin lain di kisaran RMB 20-30. Meskipun mahal, Anda akan menyesal seumur hidup jika tidak pernah bermain ke yuanlin paling terkenal di Suzhou ini. Dibangun pada tahun 1509 di zaman Dinasti Ming dengan luas 51.950 meter persegi, yuanlin ini mengisahkan kehidupan seorang pejabat yang memilih menikmati hidup dengan mengurus taman ketimbang mengurusi hiruk pikuk persaingan politik. Feel ini bisa Anda rasakan ketika masuk dan duduk bersantai di Zhuozheng Yuan.
  2. Liu Yuan (留园) atau Lingering Garden mendapatkan namanya dari seorang pejabat bernama Liu Su yang sempat memiliki dan menghias yuanlin ini pada masa Dinasti Qing sekitar tahun 1798. Liu Yuan memiliki luas 23.310 meter persegi dan dikenal karena koleksi bebatuan yang menghias yuanlin tersebut. Karena keterbatasan waktu, saya tidak sempat mengunjunginya kali ini. Konon, Anda juga bisa menyaksikan kesenian lokal Suzhou disana.
  3. Shizilin (狮子林) atau Lion Forest Garden/Lion Grove Garden terletak tidak jauh dari Humble Administrator's Garden dan memberikan feel yang berbeda jauh. Dibangun pada tahun 1342, oleh seorang bikhu bernama Wen Tianru. Nama 'singa' dari yuanlin ini berdasarkan sebuah patung menyerupai singa yang dipakai untuk meditasi ayat-ayat suci dari kitab Śrīmālādevī Siṃhanāda (Lion's Roar). Keunikan yuanlin ini ada pada bebatuan yang membentuk gua-gua yang seperti labirin atau maze bertingkat-tingkat yang akan membuat Anda cukup pusing untuk memecahkan teka-tekinya. Saya sangat mengagumi perancang yuanlin ini karena Anda selalu bisa mendengar atau melihat tujuan Anda, namun Anda akan kesulitan mencari jalan kesana kecuali Anda bisa menemukan jalan yang benar. Saya berkunjung ketika dalam kondisi hujan sehingga menambah tantangan untuk naik turun gua yang licin sambil berusaha mencari jalan keluar. Kebanyakan kali saya dipaksa menyerah karena berputar-putar kembali lagi ke posisi semua. Namun akhirnya saya berhasil memecahkan puzzle nya dengan cara cheat, hahahahaha....Apa caranya? Coba Anda berkunjung ke Shizilin dan pecahkan sendiri.
  4. Canglang Ting (沧浪亭) atau Canglang Pavillion/Great Wave Pavilion/Surging Wave Pavilion/Blue Wave Pavilion adalah yuanlin tertua di Jiangnan yang dibangun oleh seorang penyair terkenal bernama Su Shunqin pada tahun 1044 pada masa Dinasti Song setelah dia merasa pahit pada persaingan politik di ibukota dan memutuskan pindah ke Suzhou. Nama Canglang Ting berasal dari puisi berjudul "Nelayan" yang dibuat oleh Qu Yuan, yang merupakan idola dari Su Shunqin. Puisi tersebut menyebut mengenai sungai Canglang dan mengisahkan mengenai seorang pejabat yang memilih keluar dari politik ketimbang ikut korupsi, sebuah sentimen yang dirasakan Su Shunqin saat itu. Untuk menggambarkan Canglang Ting, syair berikut amat tepat: 清风明月本无价the refreshing breeze and the bright moon are priceless 近水远山皆有情the water nearby and the mountains afar are both lovely. Anda bisa membaca puisi tersebut ketika berada di pavilyun di puncak bukit yang merupakan pusat dari yuanlin ini.
  5. Wangshi Yuan (网师园) atau The Master of the Nets Garden juga merupakan yuanlin yang wajib Anda kunjungi di Suzhou, terutama pada malam hari. Mengapa? Karena setiap malam mulai pukul 19:30 ada penampilan seni khas Suzhou (hanya pada pertengahan Maret hingga pertengahan November) dan saya sudah menyaksikannya sendiri dan mengacungi sejuta jempol. Ada 8 jenis pertunjukan yang menceritakan bagaimana para kaum terpelajar zaman dulu menghibur diri, dari beragam penampilan musik hingga penampilan Pingtan dan Kunqu Opera khas Suzhou yang akan saya bahas lebih detail nanti. Wangshi Yuan walaupun berukuran cukup kecil dibanding yuanlin lain dan lebih menyerupai rumah ketimbang taman, namun mempunyai nilai estetika yang mempesona yang tidak ditemukan pada yuanlin lain. Dibangun pada tahun 1140 sebagai rumah pribadi oleh seorang pejabat bernama Shi Zhengzhi yang mengagumi filosofi kesederhanaan seorang nelayan. Yuanlin ini berganti beberapa kali kepemilikan dan dimodifikasi terutama pada tahun 1785 oleh Song Zongyuan seorang pejabat yang kerap menyebut dirinya sebagai nelayan. Itu sebabnya yuanlin ini diberi nama sebagai rumah taman sang nelayan.
Berikut adalah penampilan beragam kesenian yang saya rekam ketika di Wangshi Yuan. Maaf jika kualitas kurang bagus. Maklum amatir:


Nah sekarang saya ingin membahas mengenai kebudayaan terkenal asli Suzhou, terutama Pingtan dan Kunqu Opera. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan mereka ketika Anda berada di Suzhou.

Penampilan Suzhou Pingtan

Suzhou Pingtan adalah penampilan storytelling lokal yang menceritakan sebuah kisah dengan cara berkisah dan bernyanyi. Umumnya penampilan Pingtan memiliki 2 pemain yang masing-masing memegang alat musik berbeda yakni Sanxian dan Pipa. Dahulu kala, penampilan Pingtan banyak ditemui di berbagai kedai teh di Suzhou.

Penampilan Kunqu Opera di Wangshi Yuan

Kunqu Opera adalah penampilan opera yang merupakan induk dari beragam opera di Tiongkok. Kesenian ini berasal dari daerah Kunshan, sebuah kota pinggiran dari Suzhou, itu sebabnya mendapatkan nama Kunqu. Pentas Kunqu Opera seringkali mengambil dari kisah The Peony Pavilion (Tang Xianzu), The Peach Blossom Fan (Kong Shangren), The Palace of Long Life (Hong Sheng), dan juga The White Snake.

Singkat cerita, keindahan warga Suzhou terletak pada tingginya tingkat kesenian dan kearifan lokal yang menjadi mereka sebagai orang-orang yang berkualitas baik dari sisi keilmuan ataupun estetika. Pada tulisan mendatang saya akan membahas mengenai ekonomi, sutera, dan juga kota air.

Berikut beberapa foto saya sewaktu menikmati yuanlin di Suzhou dan memang semuanya pas hujan karena selama saya di Suzhou, hujan tanpa henti:

Beragam tanaman di Zhuozheng Yuan (Humble Administrator's Garden) di kala hujan

Aliran air bernuansa Zen di Shizilin (Lion Forest Garden) yang dibangun para bikhu

Di ruangan Fragrance House di Canglang Ting, Anda bisa menghirup aroma Osmanthus di kala hujan

Para turis sedang bersenang-senang dan menikmati suasana hujan Shizilin (Lion Forest Garden)

Suasana romatis kala hujan di Zhuozheng Yuan (Humble Admistrator's Garden)

Tulisan Terkait:

Enter your email address below:

Comments

yoto said…
Ah, foto terakhirnya asik bener jepretannya :D